Petualangan itu dimulai dari perjalanan ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Senin ba’da Subuh dari Cilebut, Bogor. Saya bersama tim; yang biasa disebut PD Team, yaitu mas Darno, mbak Novi, mbak Luluk; sebagai fasilitator lingkungan akan mengadakan kegiatan pendidikan lingkungan di Sekolah Dasar (SD) Surabaya & Malang. Kegiatan ini diadakan oleh ESIA, salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi. Seperti biasa, suasana jalan ke Jakarta pada waktu berangkat kerja pasti macet; baik jalan biasa maupun jalan tol. Hari itu macetnya beda dengan hari-hari lain. Saya pikir karena banyak orang yang mau bepergian keluar kota naik pesawat, rupanya di dekat gerbang tol Ancol terjadi kecelakaan beruntun. Syukur masih belum terlambat. Sampai di Bandara Soekarno-Hata (Soetta) saya dan mbak Luluk masih bisa cek-in. Setelah barang dari bagasi taxi diturunin, kami langsung saja ambil “trolli” untuk ngangkut barang dan langsung menuju ke tempat pemeriksaan barang. Setelah barang-barang masuk mesin pemeriksaan, petugas curiga dengan isi barang yang ada di “taperware“. (Waktu itu kami emang tergesa-gesa, kayak orang kesurupan) Petugas pemeriksa barang curiga dengan kaleng yang ada di dalem “taperware”. Pada saat ditanya aku lupa kaleng yang ada di dalam itu apa. Akhirnya terpaksa dibukalah “taperware” dan di acak-acaklah barang-barang yang ada di dalamnya. Udah susah-susah packingnya, diacak-acak lagi sama petugas. Dasar si petugas. Eee.... rupanya cuma kaleng untuk mainan telpon-telponan. Pengalaman pertama di Bandara jadi kayak orang “katrok”. Waktu sudah mepet lagi. Mungki petugas pemeriksa barang curiga gara-gara buru-buru kayak orang kesurupan. Truss diriku berjenggot lagi. Dikirain TERORIS bawa “BOOM” kali ya... Hehehe.... Untungnya kami masih bisa cek-in. Kami buru-buru cek-in, soalnya tim lain; mas Darno & mbak Novi; masih terkena macet diperjalanan dan sudah ditunggu sama sopir di Surabaya. Kami memutuskan janjian bertemu di Surabaya. Rupanya kita paling terakhir masuk pesawat. Tidak lama berikutnya, pesawat siap terbang.
Perjalanan dari Bandara Soetta ke Bandara Juanda Surabaya satu jam sepuluh menit. Di dalam pesawat, saya menonton film yang layar monitornya berada di kursi depan saya. Rupanya pilihannya banyak booo.... Film, Musik, Magazine, Games, dll. Karena bingung mau nonton apa, akhirnya saya nonton saja Tom & Jerry. Biasa, masa kecil terlalu bahagia; maksudnya masa kecil kurang bahagia....Hahaha. Lama-lama bosan juga. Setelah bosan nonton Tom & Jerry, saya cari-cari video yang menarik. Saya putuskan lihat video wisata budaya Indonesia. Ada dua film, pertama aku tonton saja video tentang Candi Borobudur. Mengingat-ingat masa tujuh tahun yang lalu. Belajar menghargai budaya yang agak dilupakan oleh orang pribumi karena terlalu sibuk ngurus politik. Tiga belas menit berlalu, videopun berakhir. Dilanjutkan dengan nonton video wisata ekologi & budaya Sumatera Utara yang terkenal dengan Danau Toba dan budaya suku Nias. Baru beberapa menit nonton, videonya dimatikan gara-gara pesawat mau landing. Saya masih penasaran dengan budaya Toba itu dan memutuskan untuk meneruskannya ketika balik dari Malang ke Jakarta.
Sampai di Bandara Juanda, kami langsung menuju ke pengambilan barang bagasi. Di pengambilan bagasi, kami bertemu dengan mbak Manda, yaitu salah satu rekan dari ESIA Jakarta. Setelah selesai ngambil barang, kami langsung keluar bandara. Rupanya kami sudah ditunggu Pak Sopir di tempat penjemputan. Sopir itu namanya Pak Iwan, orang Surabaya asli yang dulu bekerja sebagai sopir angkutan umum. Setelah barang-barang sudah dimasukkan ke mobil, kami langsung menuju ke Darmo kota Satelit, kantornya ESIA di Surabaya. Disana kami hanya sebentar, setelah itu langsung cari tempat makan siang di Warung Bu Kriss. Warung Bu Kriss terletak dibelakang TMP (Taman Makam Pahlawan) Surabaya. Sambil menunggu mas Darno & mbak Novi yang ketinggalan pesawat kami makan duluan saja. Menu kali ini, Ayam goreng, telor dadar, tempe, dengan sambal sedang pedasnya dan es jeruk. Kurang lebih setelah satu jam kemudian, mas Darno dkk dateng.
Selesai makan siang, kami menuju ke kantor ESIA dulu, dan berkenalan dengan mbak Mirna & Pak Imam, GM Surabaya. Dilanjutkan ke SD lupa namanya, lokasi kegiatan Kelas Hijau ESIA di Surabaya. Awal kedatangan di SD, saya dikira mau jemput anaknya pulang sekolah. Padahal saya kesana mau survey lokasi untuk acara besok. Emang muka saya kelihatan bapak-bapak ya? Kami langsung ke lokasi dan koordinasi dengan tim EO Surabaya. Setelah semuanya terkoordinasi dengan bik, kami langsung menuju ke Hotel untuk istirahat. Namanya Hotel Mercure, bagus, bersih, dan bernuansa modern, tapi sayang wifinya “mbayar”. Hehehe.... Di cafe hotel saya kenalan dengan mbak Nindya dan mas Yudha, yang biasa di panggil mas Ulill; belum tau kenapa bisa dipanggil demikian. Untungnya di cafe ada wifi gratis; tapi jika memesan makanan atau minuman lebih dari tiga puluh ribu rupiah; langsung saya buka laptop dan minta pasword ke kasir. Saya kirim tugas-tugas kuliah ke teman saya yang sudah menunggu nan jauh disana. Lega rasanya tugas kuliah sudah bisa di kirim. Jadi saya bisa lebih fokus mengikuti petualangan lima hari di Jawa Timur. Saya langsung ke kamar Hotel nomer 1007. Setelah masuk kamar, saya kaget. Kok listriknya gak mau hidup. Di coba pencet-pencet semua sakelar juga gak hidup-hidup. Saya menunggu, berharap petugas lewat. Tapi gak ada satupun yang lewat. Akhirnya mas Darno keluar dari kamarnya, yang berada di depan kamar saya. Kemudian saya tanya kepada mas Darno. E.....rupanya kartunya harus dipasang di dekat pintu agar bisa nyala listriknya. Dasar wong katrok. Maklumlah.....pengalaman pertama. Lalu saya istirahat di kamar sampai ba’da Maghrib. Yang cewek-cewek pada jalan-jalan belanja. Maklumlah...........hehehe.
bromo..... panorama yang menakjubkan!!!
Ba’da maghrib kami jalan-jalan keliling kota Surabaya. Makan nasi bebek dekat Museum Tugu Pahlawan. Ke Kenjeran lihat Jembatan Suramadu dari sisi lain. Ke “Gang Dolly” lihat etalase manusia. Hehehe. Habis itu muter-muter lewati Museum Kapal Selam. Pukul sepuluh malam kami balik ke hotel untuk istirahat. Sampai di hotel bukannya istirahat, tapi malah gak bisa tidur. Ada perasaan demam panggung menyelimuti saya menghadapi kegiatan besok pagi. Agar gak gabut karena gak bisa tidur, saya menyiapkan & mengecek perlengkapan-perlengkapan buat besok pagi. Setengah dua belas saya baru bisa tidur. Tidur juga gak nyenyak. Dikirain sudah pagi, rupanya masih jam setengah dua pagi. Saya tidur lagi, kemudian bangun, tidur lagi, dan seterusnya. Sampai akhirnya saya jam setengah lima bangun pagi sebelum alarm bunyi jam lima pagi berbunyi. Saya langsung mandi saja, biar segerrr....
Selesai berdandan, kami langsung makan pagi di hotel, kemudian berangkat ke lokasi. Kali ini saya makan nasi goreng campur. Ada yang beda di breakfast itu, minuman jamu. Saya langsung saja minta beras kencur, agar badan lebih segar. Setelah sampai lokasi, suasana menjadi beda dan lebih “rilex” dibanding sepuluh jam yang telah berlalu. Saya masih agak bingung memposisikan diri saat permulaan kegiatan. Pengalaman pertama menjadi fasilitator di Kelas Hijau ESIA. Pada saat mengajak siswa-siswa bermain ular tangga pun saya masih kurang bisa mengatur diri. Visualisasi kurang, agak sedikit canggung karena ada media yang meliput. Jadi harus belajar bekerja secara profesional, seperti yang sering dikatakan sama mas Darno. Setelah kegiatan di SD selesai, saya merasa lega, walaupun ada beberapa yang harus saya perbaiki untuk kegiatan berikutnya di Malang. Selesai acara kami makan siang di Gang Djangkrik, sebuah restoran yang kelihatannya dikelola oleh orang keturunan Cina. Saya agak gak “srek” dengan tempatnya, karena rupanya ada menu-menu yang mengandung daging babi. Tapi mau gimana, sudah ada di dalam. Mau keluar gak enak, yang cewek-cewek sudah pada makan, yang memang sudah datang lebih awal daripada saya dan mas Darno. Mas Darno bingung mau pesan menu apa. Tanya ke pelayan menu yang paling aman. Tapi kayaknya sama saja, tempat masaknya kelihatannya satu loyang. Hehehe..... Saya pesan saja, mie baso, lupa namaya karena namanya panjang dan minum es degan. Tapi rasa baksonya aneh, bikin perasaan jadi “was-was”. Jangan-jangan.............
Setelah selesai makan, kami langsung ke Tanjung, pusat oleh-oleh di Sidoarjo. Tak lupa saya belikan oleh-oleh buat teman-teman di Bogor. Kemudian kami mampir di Candi kakaknya mbak Novi. Kurang lebih sekitar sejam lebih kami disana sambil makan pisang keju, es campur yang seger, karena kebetulan sangat panas siang itu. Setelah itu kami berangkat ke Malang lewat jalur alternatif melewati dekat bendungan lumpur lapindo. Pemandangan sore itu sangat bagus banget. Padang ilalang dekat bendungan dengan suasana matahari yang mulai terbenam. Sekawanan kerbau & beterbangan kelompok burung yang menghiasi pemandangan langit sore itu. Sepanjang perjalanan saya lebih banyak tidur. Gak tau kenapa, pasti seperti itu. Kami ke Malang bersama Pak Nur Hadi, sopir yang juga mengantarkan kami jalan-jalan malam di kota Surabaya. Sampai di Malang, tepatnya Hotel Graha Cakra sekitar jam setengah tujuh kurang sepuluh menit, yang sebelumnya muter-muter dulu di Kota Malang cari lokasi Hotel, karena banyak jalan jalur satu arah.
Saya sama Pak Nur langsung menuju kamar untuk istirahat sebentar, karena ba’da Isya’ keluar lagi untuk mencari makan malam. Saya dapat kamar 224 bersama Pak Nur. Hotelnya unik, asri, bernuansa rumah kuno peninggalan Belanda. Di beberapa sisi dihiasi dengan barang-barang antik. Kami langsung memasukkan barang ke kamar, mandi, sholat dan siap-siap makan malam. Malam itu kami mencari tempat makan yang suasananya lain daripada yang lain; seperti museum bersejarah, yaitu warung Inggil namanya. Desainnya unik, menarik, dan pasti ada penyanyi musik dan kalau mau kita bisa tampil bernyanyi diiringi keyboard yang handal. Selain itu banyak barang-barang bersejarah disana. Dari mana restoran ini mendapatkan barang bersejarah seperti itu. Kami foto-foto dulu buat kenang-kenangan. Yang paling banyak foto-foto mbak Manda, hampir di semua “lini” buat berpose. Hahaha...... Sambil menunggu makanan, saya dikerjain sama mas Darno dkk, katanya saya sedang ulang tahun. Untungnya gak disuruh maju buat nyanyi. Akhirnya saya malah dinyanyiin lagu selamat ulang tahun dan dikasih lilin yang “gede”. Dengan isenganya, saya tiup saja lilinnya. Kasihan capek-capek bawanya. Sekalian biar seperti ulang tahun beneran. Hehehe........... Malam itu banyak menu yang di pesan, sate ayam, ikan nila, ayam goreng, tempe apa namanya, sambel pete, sambel mangga, urap, lele, dll; sampai-sampai meja gak cukup. Malam itu benar-benar pesta makanan. Saya sampai kekenyangan gara-gara disuruh menghabiskan makanan. Sayang juga kalau gak di makan. Ya to? Hehehe......
Suasana Menjelang Sunrice di Bromo
Setelah dari Inggil, kami langsung kembali ke Hotel, karena tengah malam kami harus berangkat ke Bromo. Di kamar saya ngobrol-ngobrol saja sama Pak Nur karena gak bisa tidur. Lagian waktu itu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Sambil nonton Bukan Empat Mata yang pada waktu itu bintang tamunya Aura Kasih, Dewi Persik & Jonathan Frizy. Tapi sayang, akhirnya saya keok juga, alias ketiduran. Tengah malam saya dibangunkan Pak Nur, dan langsung siap-siap. Diperjalanan, seperti biasa, langsung tidur pulas. Tau-tau sudah sampai lokasi wisata Bromo. Rupanya di Bromo dingin, tak seperti yang saya kira. Kami langsung pesan mobil Jeep untuk ke tanjakan dua, karena tanjakan satu sedang rusak. Dari berhentinya mobil Jeep, rupanya ujung tanjakan dua lumayan jauh, terus menanjak. Kasian para “wonder women”. Mbak Manda, akhirnya naik kuda. Baru beberapa menit naik kuda, mbak Manda minta turun, karena memang cukup menakutkan, naik kuda dipinggir tebing. Setelah kurang lebih tiga perempat perjalanan. Kami harus menaiki tangga untuk sampai di lokasi. Sesampai di atas saya kaget, kok sepi? Mungkin karena belum liburan kali ya..... Beberapa menit kemudian. Saya melihat gerombolan mobil Jeep berbondong-bondong menuju tanjakan dua. Rupanya kami terlalu awal sampai ditanjakan. Terlalu semangat kali ya... Hehehe.... Detik-detik sun rice, pengunjung menjadi membludak, mayoritas para bule-bule yang bawa kamera untuk mengabadikan keindahan alam bromo.
Sekitar pukul enam lebih, tangan say sudah terasa mulai kaku karena kedinginan. Akhirnya kami memutuskan untuk turun. Dibawah Jeep sudah menunggu. Kami langsung menuju ke padang pasir tempat dimana disana ada pendopo untuk upacara kasodo. Pemandangannya sangat menarik. Ditengah-tengah perjalanan, tak lupa kami mengabadikan dulu pemandangan itu. Setelah itu baru kami lanjutkan perjalanannya. Kami puas-puaskan disana sebelum balik lagi ke Kota Malang. Berfoto-foto, jalan-jalan, naik kuda. Diperjalanan ke Malang, lagi-lagi tidur pulas. Hehehe.... Kami langsung menuju ke Hotel untuk bersih-bersih diri, kemudian menuju ke SD Tujung Sekar 3, lokasi Kelas Hijau ESIA diadakan.
Siang itu, kami ganti mobil. Dari mobil sewa Surabaya, diganti dengan mobil sewa Malang. Pak Nur pulang ke lokasinya Surabaya, diganti dengan driver, mas Rudi. Siang itu kami makan siang di makanan khas Madura, nasi Bhuk namanya. Sebelumya kami rapat dulu di Gerai ESIA Malang bersama mas Toni dan Tim EO Malang, Erwin dkk. Setelah selesai makan siang, kami balik ke Hotel untuk istirahat. Diperjalanan kami melihat tempat oleh-oleh malang. Kami mampir sebentar, mencicipi roti sambil minum kopi. Sesampai di Hotel, kamarnya pindah di 103. Emang sih kamarnya beda dengan yang sebelumya, tapi lumayannlah gak naik turun. Saya tidur sampai sore, karena gak ada kegiatan. Mau ikutan wonderwomen jalan-jalan males.
Seperti biasa, sore saya di ajak main-main lagi ke Adiknya mbak Novi yang sedang diklat PNS. Setelah itu ke Hotel lagi Jemput mbak Manda, baru berangkat makan malam. Kali ini kami makan di Bakso President. Lokasinya menarik, dekat rel kereta api. Baksonya lumayan enak dibanding yang ada di Bogor. Saya pesan Bakso komplit spesial dan jeruk anget. Tak lupa kami foto-foto dulu disana. Hahaha. Setelah itu dilanjutkan ke Restoran tempo doloe “ OEN”. Setingannya seperti rumah-rumah kuno dengan banyak meja tamu, tapi emang kuno sih rumahnya. Disana saya bingung mau pesan apa, karena sudah makan. Saya pesan saja Es dengan mana Oen Spesial. Es krimnya lumayan enak, apalagi rasa krimnya, berasa nikmat banget... malam itu kami gak terlalu lama, sekitar jam setengah sembilan sudah di Hotel, tidak seperti biasanya. Malam itu saya lupa kalau tim fasilitator & mbak Manda belum dikirim kaos. Padahal sore itu sebelum di ajakl Mas Darno ke adiknya mbak Novi, saya ketemu Erwin (Tim EO) untuk ngasih perlengkapan-perlengkapan buat acara besok. Akhirnya saya coba komunikasi dengan Erwin. Karena Tim EO pagi-pagi harus ke Lokasi acara, akhirnya dia nyaranin malam itu juga untuk nganter ke Hotel kaosnya. Saya menyanggupi permintaan erwin. Saya tunggu, kok lama kali...... sudah hampir putus asa, karena saya mulai mengantuk. Baru mau sms, ada yang menelpon. Rupanya Roby, salah satu timnya Erwin nganteri kaos. Setengah dua belas saya baru bisa istirahat.
mengabadikan moment indah di bromo
Pagi-pagi sebelum alarma berbunyi, saya sudah bangun. Langsung saja saya mandi biar lebih fresh. Setelah itu gedor-gedor kamar untuk bagikan kaos. Setelah itu saya packing barang-barangnya, lalu makan pagi di hotel. Saya coba mencicipi bubur ayam. Kayaknya salah ngracik kali ya, asiiin buanget.... mau gak dihabisin sayang. Akhirnya saya siasatin sambil minum agar gak terlalu asin. Hahaha....
Kami sampai di lokasi kegiatan sekitar jam delapan lewat. Anak-anak sudah mulai menggerombol di ruangan yang dipakai untuk kegiatan Kelas Hijau Esia. Kali ini saya lebih rilex dibandingkan dengan yang di Surabaya. Saya mulai bisa menempatkan posisi, mulai belajar visualisasi, vocal, dan juga ekspresi. Mantaplah, pengalaman yang tidak dapat saya dapatkan dibangku kuliah. Bagaimana mengatur anak-anak yang notabene sukar diatur. Bagaimana mendekatkan diri kepada mereka, dan kita dapat memasuki dunianya yang nantinya kita dapat memberikan sesuatu yang positif kepada mereka tentang pendidikan lingkungan.
Siang itu acara telah selesai, saya senang sekali bisa berbagi pengalaman dengan adik-adik melalui kegiatan Kelas Hijau ESIA. Harapannya, pengalaman yang saya bagi dapat diimplementasikan oleh adik-adik baik yang di Surabaya maupun di Malang. Setelah dari SD Tunjung Sekar 3, seperti biasa wisat kuliner. Kami coba cari makan rujak Cingur. Enak, mirip ketoprak. Cuma ada kikilnya. Hehehe.
Bermain Ular Tangga Siswa SDN Tunjung Sekar 3, Malang
Setelah makan siang, mbak Manda cek-out dulu dari malng untuk pulang ke Jakarta karena besoknya ada kepentingan di jakarta. Satu mobil, wonderwomen ke Bandara, dan mobil satunya ke Hotel untuk istirahat. Saya ganti kamar lagi di 326 bersama mas Darno. Kamarnya bagus seperti 224, tapi Cuma double bat. Sampai di hotel bukannya istirahat, tapi ngenet di restoran Hotel bersama mas Ulill. Lumayan hotspot gratis. Hahaha..... Sore itu merupakan kesempatan untuk main-main dengan temen-temen Elv Army (Sebutan untuk alumni SMA DU 2 Jombang angkatan 11) Malang. Sore itu langsung saya contact yang malam sebelumnya saya cari-cari CP anak-anak Elv Malang. Kebetulan ada teman saya yang sore itu bisa jemput. Saya minta dijemput di Hotel. Don sore itu hingga malam adalah untuk temanku Elv Malang. Seperti kebiasaan teman-teman, malam itu kami kumpul ditempat nongkrong anak-anak Elv Malang. Ngobrol-ngobrol sambil main UNO. Malam itu sampai jam sepulh kurang saja, karena saya jam sepuluh harus ke hotel untuk packing-packing barang. Setelah packing, saya susah tidur. Akhirnya baru bisa tidur sekitar tengah malam karena acara di TV gak ada yang bagus.
Paginya saya langsung siap-siap, karena mau ketemu dosen pembimbingnya mbak Novi. Sebelum itu kami makan pagi dulu di hotel. Karena sudah merasakan bubur ayamnya yang aneh “asin”. Akhirnya saya makan nasi goreng campur spesial (ayam, mie, sosis, daging, rendang). Lalu disusul dengan makan omlet dan jus jambu. Selesai makan, kami berangkat ke rumahnya mbak Ina, temennya mbak Novi. Setelah itu dilanjutkan ke UNIBRAW Fak. MIPA. Rumahnya berada di dalam, masuk-masuk gang. Mungkin kalau saya disuruh di depan, gak nyampek-nyampek ke rumahnya mbak Ina. Perlu jam terbang yang banyak. Hehehe.....
Di UNIBRAW saya berkenalan dengan Pak Agung dan Pak Aris. Membicarakan masa lalu sampai-sampai lupa waktu. Hahaha. Kemudian main-main ke sekretariat HIMABIO UB dan berkenalan dengan Bayu, gak tau angkatan berapa. Yang penting punya contact personnya. Hehehe. Semoga ini menjadi awal bagi saya untuk membangun jaringan ke Jawa Timur. Sampai sekarang, jaringan ke Jawa Timur & Jawa Tengah masih belum ada. Setelah itu kami balik ke hotel dulu untuk cek-out dari hotel. Sebelum ke bandara, kami mampir makan siang dulu menik mati nasi pecel, yang susah kalau dicari di Bogor. Hehehe.... Kemudian ke toko-toko olah raga buat beli pakaian Olah raga. Lumayan, harganya lebih murah daripada di Bogor. Jam dua kami sampai di bandara. Bandaranya kecil, karena memang bandara itu sebenarnya milik TNI AU. Tempat tunggunya sempit, panas, mirip terminal bus. Hahaha....
Akhirnya kami jam tiga kurang seperempat berangkat ke Jakarta. Yang saya harap-harapkan untuk melanjutkan video film di dalam pesawat sirna karena rupanya pesawatnya tidak seperti pada saat ke Surabaya. Akhirnya saya tidur saja di dalam pesawat, karena kondisi saya tidak begitu fit di sore itu. Sesampai di bandara Soetta, kami anteri nunggu taxi. Akhirnya kami mencoba cari lewat atas, ditempat keberangkatan. Baru saya tahu jika kita naik taxi dari atas alias tempat keberangkatan bisa kena sanksi. Taxi yang saya tumpangi langsung menuju ke Bintaro dulu untuk mengantar mas Ulill, baru menuju ke Cilebut. Diperjalanan isinya mobil pada pulang kerja. Bisa ditebak apa jadinya, macet... Sampai di cilebut sekitar jam setengah sembilan malam. Akhirnya petualangan saya selama lima hari ini sangat menarik. Beberapa keinginan yang dulu pernah saya impikan bisa tercapai. Salah satunya ke Bromo, yang sudah lama saya mimpi-mimpikan sejak kecil. Semoga pengalaman ini menjai sebuah kado istimewa saya sebelum ujian semester.
Salam
Horas!!!
Bogor, 8 Juni 2011
Bospory
Edit (Ponorogo, 10 Februari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar