MENUJU KETAPANG, KALIMANTAN BARAT
2 Mei 2014 adalah pertama kalinya aku ke Ketapang,
Kalimantan Barat. Tujuanku ke Ketapang untuk survey orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Hutan Desa Blok Pematang
Gadung yang diadakan Fauna & Flora International (FFI – Indonesia
Programme). Pada kegiatan ini FFI melibatkan masyarakat desa sebagai upaya
pendampingan masyarakat untuk peduli terhadap hutannya. Harapannya kedepannya
mereka juga dapat melakukan kegiatan tersebut dalam upaya monitoring Hutan Desa
mereka agar tetap lestari.
Seperti biasa setiap berkunjung ke lokasi baru, aku bersama
rombongan dari Bogor memperkenalkan diri dengan teman-teman FFI Ketapang dan
beberapa tim monitoring Hutan Desa yang kebetulan sedang berada di kantor FFI.
Selama seharian kegiatan utamaku berbincang-bincang sambil menikmati aura panas
kota dekat khatulistiwa. Selain itu, kegiatan utama selama di kantor ya
tidur-tiduran dan tidur beneran. Apalagi ketika jaringan internet kantor error,
ya tidurlah yang paling nikmat untuk dilakukan. Hehee..
KE RUMAH KENALAN
Perencanaan ke lapangan masih dua hari lagi dan aktivitas di
kantor seperti hari-hari sebelumnya. Sebenarnya rencana utama hari kedua mau
observasi medan, akan tetapi ada informasi mendadak bahwa salah satu rekan
dekat FFI meninggal dunia. Observasi pun ditunda untuk sementara waktu. Hari
ini pun aktivitas dilanjutkan dengan duduk-duduk santai sambil melototin laptop
alias browsing internet sepuasnya karena jaringan internet kantor sudah dapat digunakan
kembali setelah dilakukan sedikit eksperimen. Ya namanya eksperimen pasti ada
yang berhasil da nada yang tidak, tapi Tuhan memberikan kita keberhasilan. Mantap!!!
Heheee
Waktu sudah beranjak siang dan baru sadar kalau dari pagi
tadi belum makan. Ketika Pak Bos Alex dating, dia mengajak pergi ke rumah Pak
Doi, kenalan kita di Ketapang untuk cari makan gratis (katanya sih
bakar-bakar). Perjalanan lumayan jauh ditemani rintik-rintik hujan dengan ban depan
motor yang aku tunggangi agak kempes. Rencana mau pompa ban pun tertunda akibat
gerimis beberapa saat lagi akan membesar menjadi hujan (bahasa puitisnya langit
akan menangis sejadi-jadinya). Serem kali naik motor dengan ban depan kempes.
Ketika jalannya berbelok, motor yang aku tunggangi beberapa kali mau jatuh,
apalagi kalau belokannya tajam trus dengan kecepatan tinggi (sebenarnya sih cuma
60 km/jam). Masalahb sebenarnya kalau gak cepat, aku bisa tersesat karena tidak
bisa mengejar motor si Bos di depan. Motornya beda lagi…. Bebek ngelawan motor
KLX. Ya maklumlah harus mengekor,
namanya baru pertama kali… Masa langsung tahu lokasi (ghaib donk…) Hahaha…
Tiba disana, dikirain semua sudah siap. Rupanya itu hanya
angan-angan belaka. Mas Alex rupanya hanya ngomong doank tadi. Tuan rumah tak
tahu apa-apa. Kami pun harus mengolah dulu ikannya karena baru dijaring dari
kolam. Saya cuma berharap perutku bisa sabar diisi bahan bakar. Bahan bakarnya
masih harus diolah terlebih dahulu supaya layak dikonsumsi. Rencana bakar-bakar
gagal karena kami pengen masakannya lebih cepat dibantai karena perut ini sudah
mulai hilang kesabaran. Digoreng adalah keputusan paling tepat karena tidak
terlalu rumit mengolah bumbunya, cukup kunyit, bawang putih dan pastinya garam
biar ada sensasi asinnya. Hehehe…
Memang benar kata orang bijak, kalau kamu pengen makan itu
jadi lebih nikmat, makanlah disaat kamu lapar. Mantap sekali rasanya ikan nila
(Oreochromis sp.) goreng
dan sambal petai campur ikan teri (Stolephorus
sp.), plus suasana hujan dan hawa dingin… romatis kaliii…. Super dah pokoknya…
AURA BOSAN
Orang yang kelamaan di hutan pasti akan bosan dan ingin
sekali menikmati keindahan dunia luar (meskipun hanya sebuah desa terpencil di
pinggir hutan). Begitu juga sebaliknya,orang yang biasa masuk hutan, pasti
ingin sekali masuk hutan lagi jika sudah lama tak masuk hutan. Hal itu terjadi
padaku. Rasanya ingin sekali masuk hutan karena sudah lama tak menikmati
suasana hutan. Lebih lagi ini hutan Kalimantan yang bergambut lho…. Pengalaman pertama
begitu menggoda. Hehehe… Rasanya kepengen hari itu juga berangkat ke lokasi,
walaupun banyak yang bilang di lokasi itu ada banyak beruang madu (Helarctos malayanus), susah air bersih,
airnya asam dan bla-bla-bla….. Bodoh amat!!!…. Ya begitulah kata-kata orang
yang penasaran, tak banyak ambil pusing. “sing penting mlebu alas” (yang
penting masuk hutan.
Siang itu saat mempersiapkan barang-barang tim, aku dapat
informasi bahwa timku mundur sehari. Tidak tahu alasan pastinya, mengapa ada
penundaan sedangkan yang lain tidak. Hari itu benar-benar habis buat
tidur-tiduran…. Soalnya mau persiapan, semuanya sudah dipersiapkan. Mau packing barang pribadi, itu gampang…. H
– 1 jam pun jadi…. Barangnya gak ribet soalnya… Ya, yang sabar ajalah
nunggunya… kata orang bijak "Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya,
akan tetapi akibatnya lebih manis dari madu." Ya begitulah, lebih baik
sabar waee…. Hehee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar