Rabu, 04 Januari 2012

Pengendalian Air dengan Biopori & Sumur Resapan

Umumnya di perkotaan, perencanaan rancangan bangunan kurang memperhatikan aspek lingkungan, khususnya resapan air. Umumnya lahan-lahan yang tidak terpakai untuk bangunan dilakukan pengerasan solid seperti plester atau tegel atau keramik. Sehingga pada musim hujan banyak lahan-lahan yang tergenang air akibat berkurangnya lahan yang dapat menyerap air ke dalam tanah, bahkan masalah tersebut dapat menyebabkan musibah banjir.Sedangkan pada musim kemarau cadangan air di dalam tanah semakin berkurang karena tidak ada air yang meresap ke dalam tanah. Sehingga menyebabkan kekeringan sumber air.

Sumur Resapan dan Biopori merupakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Biopori adalah metode resapan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, salah satu peneliti dari Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Beberapa desain mulut lubang biopori agar tidak longsor, ada yang diberi pipa atau dikeraskan dengan semen. Agar tidak membahayakan, tutup lubang biopori dengan bahan yang dapat ditembus air.


Sumur Resapan merupakan pengembangan dari biopori, dengan bangunan yang didesain mirip sumur mencapai kedalaman tertentu, biasanya lebih dari dua meter. Daya tampung air lebih besar dari biopori, bisa mencapai ribuan liter. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, sebaiknya kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah unconfined aquifer yang ditandai oleh adanya mata air tanah. Kerangka bangunan menggunakan batu bata tanpa spesi atau beton yang diberi rongga-rongga agar air dapat meresap kesamping. Di dalamnya diberi batu-batuan kerikil dan ijuk atau geotextile agar air mudah meresap, serta dapat menghidupi fauna tanah. Diatasnya sumur ditutup dengan plat beton, bila perlu diatasnya ditimbun tanah dan ditanami tanaman. Di dekat sumur resapn dibuat saluran penampung air hujan dan diberi pipa untuk memasukkan air ke sumur. Bila perlu dibuat tempat penyaring air/bak kontrol. Bak kontrol terdiri beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada dan tidak terjadi pendangkalan. Selain itu dibuat juga pipa untuk mengalirkan air ke saluran limpasan apabila sumur resapannya kelebihan air. Lebih baik jika disamping kiri dan kanan saluran limpasan ditanami pohon agar air dapat diserap pohon melalui akar.

Selain untuk memaksimalkan resapan air kedalam tanah, manfaat biopori dan sumur resapan antara lain sebagai berikut.

1. Memaksimalkan peran dan aktivitas flora & fauna tanah.

2. Mengurangi genangan air di permukaan tanah akibat minimnya lahan resapan air.

3. Mencegah air terbuang percuma ke sungai/laut, sehingga mencegah intrusi air laut ke daratan..

4. Mencegah terjadinya erosi tanah dan banjir pada musim hujan, serta kekeringan pada musim kemarau.

5. Sebagai media untuk pembuatan pupuk kompos, sehingga membantu menyuburkan tanah.

**Q-jump**

Sumber:

Kementerian Negara Lingkungan Hidup

biopori.com

matoa.org

Arif, Ahmad dkk. 2009. Hidup Hirau Hijau. Jakarta: KPG

google.com

kibagus-homedesign.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar