Kamis, 09 Februari 2012

Panorama & Nyanyian Alam di Citalahab

Camping ground itu terlihat beda dengan setahun sebelumnya, tetapi tetap memberikan kesan yang mendalam saat menginjakkan kaki disana. Beranekaragam panorama menghiasi Camping Ground itu. Disebelah Barat, padi yang sudah siap panen menunduk dengan bersahaja. Kawanan burung bondol meminta sang padi merelakan sebagian bijinya untuk mengisi amunisi lambungnya. Gerombolan anak kecil dengan semangat mencoba menangkapi gerombolan burung bondol dengan jebakan jaring. Disamping sawah itu, berdiri rumah berpanggung beranyamkan bambu dengan balutan desain modern. Tampak agak jauh, hamparan kebun Teh Nirmala Agung ikut meramaikan suasana. Malam harinya, nyanyian katak bersahut-sahutan satu sama lain di malam hari. Ikut menghiasi indahnya malam dengan alunan nada.

Utara & Timur Camping Ground, tampak semak-semak dan pepohonan berbaris menutupi sungai. Sungai itu yang biasa dipakai untuk menyegarkan badan yang gerah dan menghilangkan hadast besar karena mimpi. Sungai itu arusnya tak terlalu deras dan juga tak terlalu dalam. Selain batu-batu kecil didalamnya, beberapa terdapat batu-batu besar. Di bagian tebing sungai yang landai itu, tumbuh semak-semak dengan substrat tanah berpasir. Berjejer pula dibalik semak-semak itu gundukan pasir yang diberi patahan ranting berdiri, pertanda bahwa tempat itu sudah diisi sampah-sampah lambung.


Camping Ground Citalahab, selalu mengesankan

Disebelah Selatan Camping Ground, berdiri dengan kokoh pepohonan yang tinggi, gerombolan tumbuhan bawah dan liana yang tumbuh secara acak membentuk hutan hujan tropis yang lebat, rumah beranekaragam satwaliar. Apabila pagi hari datang, terdengar nyanyian beraneka satwa. Owa jawa dengan suara lantang memanggil kawanannya, serta kicauan burung-burung saling bersahutan satu sama lain.

Menjelang siang, matahari dengan gagah mengeluarkan cahayanya yang silau. Cahaya itu menjadi sumber energi termal bagi burung-burung pemangsa untuk terbang menghiasi langit-langit biru. Namun, jika cahaya matahari terhalang oleh gerombolan awan, burung-burung pemangsa itu enggan terbang bebas mengarungi angkasa.

#####

Nyanyian itu terasa begitu indah, menentramkan jiwa-jiwa yang gundah. Menyegarkan pikiran-pikiran yang penat. Nyanyian bisa kita dengar dan rasakan pada saat kita diam. Saat diam itulah, indra pendengaran mencoba mengambil alih kepemimpinan dari lima indra yang lain.

“Kebenaran tertinggi hanya terdapat

Dalam keheningan, bukan dalam

Kata-kata yang terbatas”

(NaQoY)

“Keheningan itu indah.

Jangan memecahkannya kecuali

jika Anda bisa memperbaikinya”

(NaQoY)

Dengarlah nyanyian air yang mengalir di sungai menerjang batu-batu besar & kecil

Dengarlah nyanyian air yang turun dari langit

Dengarlah nyanyian angin yang menerjang padi-padi yang merunduk

Dengarlah nyanyian angin yang menerjang pohon-pohon besar

Dengarlah nyanyian angin yang menerjang & mematahkan pohon-pohon lapuk

Dengarlah nyanyian angin yang menerjang & merubuhkan tenda-tenda biru

Dengarlah nyanyian satwa-satwa itu...

Apakah mereka sedang senang, duka, lara...

Atau meminta pertolongan kita...

Apa arti dari nyanyian-nyanyian itu?

Aku pun juga tak tau

Namun aku merasa tenang dan damai

Mendengarkannya

“Kalau Anda diam, maka Tuhan yang berbicara”

Ponorogo, 19 Februari 2012

Bospory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar